Resolusi 2014

Awal tahun 2014 sudah di depan mata, tidak sampai satu bulan lagi kita akan memasuki tahun yang baru, sebuah lembaran baru dan babak baru dalam kehidupan kita. Setelah apa yang kita lalui selama setahun ini, tentunya tidak semua apa yang kita rencanakan dari tahun lalu dapat seluruhnya tercapai. Setelah kita melakukan instropeksi, maka kini saatnya kita menyusun rencana untuk tahun yang akan datang. Life must go on, we may not stop here right now, because time is still ticking.

Saya pun mengakui, bahwa sepanjang tahun 2013 aktivitas per-blogging-an saya lumayan stagnan cenderung pasif. Sangat sedikit sekali coretan yang saya hasilkan. Most of the time, saya habiskan dengan ber-hiatus ria. Kekurang produktifan saya sepanjang tahun ini akan saya jadikan salah satu resolusi untuk tahun depan. Saya harus lebih produktif  lagi dalam menulis. Amat disayangkan begitu banyak momen dalam kehidupan saya harus terlewatkan begitu saja, tanpa kesan dan tulisan apapun. Mungkin momen tersebut dapat saya abadikan ke dalam tulisan dan coretan saya di masa yang akan datang (mudah-mudahan tidak terlalu basi… 😳 )

Jadi, apa saja resolusi saya untuk tahun 2014? Mari kita simak satu per satu (gak banyak kok…. :mrgreen: ) Continue reading

Catatan Akhir Tahun 2013

Tak terasa kita sudah mendekati penghujung tahun 2013. Tentunya sudah banyak yang dialami baik suka maupun duka dalam kurun waktu setahun ini dan memberikan warna dalam kehidupan kita. Ada baiknya kita melakukan instropeksi agar di masa yang akan datang kita dapat menjadi insan yang lebih baik lagi.  😉

Setelah instropeksi, akan lebih baik jika kita lanjutkan dengan membuat sebuah resolusi untuk satu tahun ke depan. Dengan adanya sebuah resolusi, niscaya hidup kita dapat lebih terprogram dan terarah. Meskipun, kita harus tetap berserah kepada Allah SWT agar tidak menjadi orang-orang yang takabur. (aduh, saya ini bukan ustad ataupun penceramah lho ya… :mrgreen: )

Dalam setahun ini banyak sudah yang terjadi dalam kehidupan saya, walaupun ternyata sebagian besar tidak sempat saya tuangkan ke dalam rumah saya ini. Kalau dihitung-hitung, sepertinya jari di satu tangan saja masih sisa. 😥 Namun di dalam postingan saya yang sedikit itu, lumayan terangkum apa-apa saja kejadian penting yang terjadi di dalam kehidupan saya. (pembelaan diri… 😳 )

Dari mulai kehadiran si kecil, sampai kami sekeluarga harus memulai babak baru kehidupan di negeri seberang. Untuk momen-momen yang berharga yang mungkin belum sempat terabadikan dalam sebuah bingkai kata, semoga saja dapat tetap terangkai dalam sebuah narasi, meski bukan saat ini.

Jadi, bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda membuat catatan akhir tahun? 😉

New Part Of Life – 2

Hari itu berjalan seperti biasa, terisi dengan rutinitas yang tidak terlalu istimewa. Selain melakukan troubleshooting dan monitoring, juga membuat sedikit dokumentasi. Cuaca di luar cukup panas, membuat orang-orang enggan untuk keluar meskipun sekedar mencari makan. Mereka lebih memilih memesan makan melalui Kang Iman, seorang pramubakti yang selalu setia dan rela kami repoti.

Ketika sedang asyik terlibat perbincangan dengan teman-teman seperjuangan, tiba-tiba telepon berdering. “Hallo, Mas diharap menghadap Bapak sekarang.” demikian suara dari seberang sana yang tidak lain tidak bukan adalah suara sekretaris pimpinan kami. Tanpa banyak cingcong, saya pun segera menuju asal panggilan tersebut berasal. Saat itu saya memang sedang diminta untuk membuat sebuah masukan untuk rencana pengembangan Data Center kami ke depan. Dalam benak saya, tentunya pembicaraannya tidaklah jauh-jauh dari hal tersebut. Saya pun segera merangkai kata dalam otak saya, agar ketika diutarakan dapat keluar secara terstruktur.

Saya ketuk pintu berwarna coklat itu perlahan, dan dengan hati-hati saya melangkah masuk. Sang Mbak Sekretaris pun segera mempersilahkan saya masuk ke ruangan Bapak Pimpinan kami.

“Ayo.. ayo silahkan masuk, silahkan duduk.” beliau menyambut saya.

Setelah melalui cerita dan penjelasan yang cukup panjang, beliau berkata, “Jadi gue akan mengusulkan elu untuk penempatan di Singapura. Ini masih bersifat usulan, jadi elu banyak berdoa, semoga semuanya lancar. Karena minggu depan akan ada rapat yang membahas hal ini. Mudah-mudahan nama lu bisa masuk.”

Saya mematung dan hanya bisa menjawab dengan kata-kata, “Baik. terima kasih, Pak”

Lu siap kan? Buat penempatan di sana?” beliau memastikan sekali lagi.

“Siap, Pak.” jawab saya singkat.

Setelah mohon diri, saya pun segera kembali ke ruangan kerja saya dan masih dengan pikiran yang berkecamuk tentunya. Saya tidak tahu mesti gembira, sedih, bingung, bahkan malah blank sama sekali. Apa yang diutarakan adalah sesuatu yang memang senantiasa kami nantikan. Namun saya tidak menyangka hal itu akan datang secepat ini.

Saya hanya bisa tenggalam dalam centang perenang alam pikiran saya sendiri. Ini merupakan pengalaman pertama bagi saya. Saya belum tahu apa saja yang mesti dipersiapkan, hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Terima kasih untuk sahabat saya yang telah bersedia untuk menyimpan hal ini (paling tidak sampai waktu yang tepat untuk mengutarakannya :mrgreen: )

***

Continue reading

New Part Of Life – 1

Lama menghilang, kemudian muncul lagi… Yah itulah yang terjadi dengan tulisan-tulisan di blog ini. Tapi saya tidak ditelan bumi kok… :mrgreen: Seperti biasa, sebenarnya banyak yang terjadi, banyak yang ingin saya bagi, tapi apa daya, untuk menuangkannya kemari rasanya seperti berat sekali. Supaya tidak jenuh dan bosan, akhirnya saya mulai dengan mengganti themes saya. Semoga dengan themes yang baru ini menjadi semacam tombol refresh buat semangat saya.

Selain itu, saya juga ingin berbagi mengenai New Part of My Life. Karena saat ini saya sedang mencoba babak baru dalam kehidupan saya. Apa saja yang baru? Nanti akan kita simak satu per satu, tidak saja dalam hal keluarga, namun juga dalam lingkungan kerja juga banyak mengalami perubahan.

Keluarga

Setelah posting yang lalu saya menulis tentang kebahagiaan kami sekeluarga karena si kakak sudah genap berusia 5 tahun, maka kebahagiaan kami pun semakin bertambah karena hadirnya si dede di tengah-tengah kami.

Hari-hari selama sembilan bulan itu berjalan begitu cepat. Saat memasuki bulan ke tujuh, sudah saatnya bagi istri saya untuk pulang ke Karang Anyar, Solo. Kami berdua sepakat bahwa si kecil akan dilahirkan di sana. Jadilah saya bujangan sementara selama kurang lebih 2 bulan setengah. 😕

Seperti biasa, saya menjadi sopir pantura lagi untuk mengantar istri. Namun sekarang, ada sparing partnernya :mrgreen: Di sepanjang perjalanan tidak kami temui kendala yang berarti. Perjalanan kami lancar-lancar saja karena memang bukan saat musim mudik ataupun liburan, yah memang ada di beberapa titik jalan yang sedang mengalami perbaikan.

Driver Pantura

Driver Pantura

Continue reading

Happy Birthday My Sweetheart

Tak terasa hari ini kau telah menginjak tahun kelima. Rasanya baru kemarin kami mendengar tangisanmu yang pertama. Ketika engkau membuka mata pertama kalinya dan melihat dunia. Saat itu kau tampak begitu rapuh ketika pertama kali kusentuh. Namun bagi kami kau adalah anugerah terindah menanti selama sembilan bulan.

Nasywa Baru Lahir

Nasywa Baru Lahir 2

Tahun demi tahun telah berlalu. Dulu kau adalah bayi kecil kami yang mungil. Namun kini kau telah tumbuh, dan sudah menjadi seorang gadis kecil yang lucu. Tak terasa waktu telah membawa kita demikian cepatnya. Masih lekat dalam ingatan ketika kami harus terbangun tengah malam untuk mengganti popokmu atau membuatkanmu susu. Kini, tinggimu sudah separuhku. Bahkan sebelum tidur kau senantiasa mendoakan kami semua, aku, ibumu, dan adikmu yang masih dalam perut ibu. Continue reading

Kaleidoskop Sederhana 2012

Kaleidoskop sederhana. Setidaknya itulah yang sedang saya buat kali ini. Mungkin tidak terlalu lengkap, namun mudah-mudahan dapat menjadi sebuah catatan kecil, paling tidak untuk saya sendiri. Saat membuat kaleidoskop ini saya juga bingung karena sepanjang tahun 2012 saya terlalu pasif, terkena hiatus akut sehingga saya jarang sekali meng-update rumah saya yang sederhana ini. Semoga saja di antara sedikitnya tulisan saya, masih dapat saya rangkum untuk menjadi sebuah catatan akhir tahun yang cukup mewakili atas segala yang terjadi sepanjang tahun 2012.

Catatan

Mungkin apa yang coba saya rangkumkan di sini tidak terlalu berurutan dan cenderung acak. Saya tuliskan yang pertama kali terlintas di benak saya. Because life is random, demikian kata teman saya. Di sini saya tidak hanya membuat catatan mengenai kehidupan saya saja, melainkan atas hal-hal apa saja yang terjadi di sekitar saya. Baiklah, tanpa menunggu lama-lama, marilah kita mulai dengan lingkaran yang lebih kecil dulu yaitu saya dan keluarga.

Awal tahun 2012, dalam hal pekerjaan saya masih dikejar target untuk menyelesaikan beberapa agenda yang masih tertunda di tahun 2011. Di sisi lain saya mulai diberi banyak kesempatan untuk mengikuti seminar-seminar di luar, sehingga dapat menambah pengetahuan dan tidak lupa banyak souvenir serta ada beberapa doorprize yang saya dapatkan. Salah satunya adalah laptop Fujitsu yang sedang saya gunakan untuk menulis artikel ini. Banyak pengalaman-pengalaman yang tidak terlupakan, saat mengejar target pekerjaan. Di antaranya, kami harus menginap beberapa hari di data center bersama rekanan sambil menyempatkan diri untuk pesta durian.

Sedangkan di lingkungan keluarga, putri kami mulai diikutkan les mewarnai untuk mengasah bakat melukis yang sepertinya diturunkan dari sang ibu, alias mantan pacar saya. 😳 Sebuah anugerah yang indah tak terkira juga kami terima, karena akhirnya putri kami akan memiliki adik. Kami juga memiliki peliharaan baru yaitu guinea pig atau orang awam biasa menyebutnya marmut. Bahkan marmut kami sudah melahirkan sampai tiga kali. Namun sayang, tanggal 15 Desember 2012 kemarin sang induk mati karena sakit. Kini keluarga guinea pig kecil kami tinggal 3 ekor dengan kelamin jantan, yaitu Bapak, dan kedua anaknya.

Sekitar sebulan sebelum puasa, saya sempat menjadi driver pantura, Jakarta – Solo pulang pergi 😀 . Beberapa hari setelah itu, dilanjutkan menjadi driver untuk rute Jakarta – Metro, Lampung. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan sekaligus menegangkan, mengingat itu adalah pengalaman pertama saya membawa mobil jarak jauh. Di Metro, kami menyempatkan untuk berjalan-jalan ke Way Kambas, salah satu tempat reservasi gajah yang cukup terkenal. Menuju ke sana, kami harus menempuh jarak sekitar 60 km dari rumah saya. Dan untuk sampai ke dalam area inti dari hutan lindung tersebut harus melalui jalan yang tidak terlalu bagus. Saya tidak tahu, apakah ini sengaja agar kendaraan tidak bisa berjalan kencang atau memang pembangunan untuk daerah ini luput dari perhatian pemerintah. Padahal setahu saya, Way Kambas merupakan salah satu tempat reservasi gajah yang lumayan besar untuk ukuran Asia Tenggara.

Foto Keluarga di Way Kambas

Foto Keluarga di Way Kambas

Continue reading

Gara-gara Varicella

Cacar Air

Sabtu minggu lalu, tiba-tiba badan saya demam, badan saya meriang dan kepala saya mendadak pusing. Hampir seharian saya meringkuk di kamar tak beranjak sedikitpun dari tempat tidur. Padahal biasanya apabila sakit, saya pakai tidur barang sejam atau dua jam juga sudah sembuh. Ternyata kali ini berbeda, sudah hampir seharian saya tidur namun tidak berkurang juga. Akhirnya saya putuskan untuk pergi ke klinik terdekat dengan rumah. Meski agak sempoyongan, saya paksakan juga untuk mengendarai motor ke klinik tersebut.

Setelah diperiksa, dokter tersebut mengatakan kalau saya terkena cacar air atau Varicella Simplex. Terus terang saya tidak terlalu terkejut atas keterangan dokter tersebut, karena sekitar dua minggu yang lalu, putri kami juga terkena penyakit yang sama. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, orang-orang yang senantiasa berada di dekat penderita dapat dengan mudah ketularan apalagi jika dalam seumur hidupnya belum pernah terkena penyakit tersebut. Dan sialnya saya dari kecil belum pernah terkena cacar air atau varicella simplex ini. Konon, orang yang sudah pernah terkena, secara otomatis tubuh akan membentuk zat antibodi terhadap virus ini, sehingga kemungkinan untuk terkena kembali sangat kecil. Namun hal ini masih menjadi perdebatan, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa seseorang dapat saja terkena cacar lebih dari satu kali dalam seumur hidupnya. Menurut pendapat saya, keduanya ada benarnya tapi yang terpenting adalah bagaimana kondisi tubuh saat itu. Jika memang kondisi tubuh kita saat masa inkubasi dalam kondisi fit, maka meskipun kita belum pernah terkena cacar, virus tersebut akan sulit untuk masuk ke dalam tubuh kita. Demikian pula seandainya kita sudah pernah terkena namun saat masa inkubasi stamina kita sedang drop, maka antibodi yang sudah dimiliki tubuh pun menjadi tak berarti. 😉

Varicella simplex ini disebabkan oleh virus Varicella-zoster dan penularannya secara aerogen. Masa inkubasi dari penyakit ini sekitar 2 sampai 3 minggu. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.

Continue reading

Penghuni Baru

Di posting sebelumnya saya pernah menulis, bahwa banyak yang terjadi dalam hidup saya, baik yang menyenangkan maupun tidak. Untuk kali ini saya coba menuliskan hal-hal yang menyenangkan, ringan, dan tidak terlalu penting juga sih sebenarnya. Sekitar enam bulan yang lalu penghuni rumah kami bertambah. Siapakah mereka? Mereka adalah si imut dan gempal Cenut dan Cenit (terinspirasi dari lagunya SM#SH).

Awal mulanya adalah ketika saya sedang membersihkan segala sesuatu yang teronggok di samping rumah, saya mendengar suara ciit…ciit..ciit… dari dalam karung yang berisi pupuk kandang. Wah, ada tikusnya nih (langsung ‘agak’ panik :oops:). Segera saya ambil sepotong kayu, saya tusuk-tusuk dengan sekuat tenaga sampai suara itu tidak terdengar lagi. (wah sadis!!! :mrgreen: ) Setelah tidak ada suara, saya bawa karungnya ke jalan, lalu saya tuang isinya, WOW!!! ternyata ada 4 anak tikus curut di situ, (agak bergidik, bulu kuduk berdiri semua) Dua diantaranya sudah mati namun yang dua lagi masih hidup 😥

Ketika akan dibuang, putri saya bertanya, “Itu apa, Pak?”

“Anak tikus curut, mau Bapak buang.”

“Mau liat, Pak. Jangan dibuang dulu!” pintanya dengan nada sedikit merajuk.

“Duh, mau buat apa? Kan jorok, bau lagi!” jawab saya, berharap supaya dia mengurungkan niatnya.

Tapi saya tidak berhasil. Akhirnya saya masukkan ke dalam plastik, dan diletakkan di teras. Ternyata Nasywa tertarik bunyinya, karena ketika plastiknya disenggol, anak tikus itu langsung mendecit, cit… cit… cit…

Untuk mengalihkan perhatiannya, akhirnya saya memberikan penawaran, “Mbak Nasywa, memangnya pengen binatang peliharaan ya?”

“Iya, Pak. Mbak Awa mau!!!” jawabnya dengan mata yang berbinar-binar.

“Ya sudah, kalo gitu nanti habis bobo siang kita jalan-jalan cari binatang peliharaan ya? Tapi ini anak tikusnya Bapak buang, gimana? Boleh?”

“Boleh, Pak. Tapi nanti sore jangan lupa ya…”

“Oke!!!” saya pun tersenyum puas. Akhirnya anak tikus itu bisa saya buang. (hiii…. Geuleuh!!!)

Cenut Cenit si Guinea Pig 1

Continue reading

Lagu Buat Bapak

Sudah lama tidak menampakkan diri, menghilang dari peredaran, “hiatus” kalo boleh saya pinjam istilah dari aiwulfric :mrgreen:. Namun di balik itu banyak sekali yang terjadi dalam hidup saya, baik yang mengenakkan maupun menyedihkan. Begitu banyaknya peristiwa yang terjadi, sampai-sampai saya bingung mau menulis dari mana.

Yang paling menyesakkan adalah ketika saya harus kehilangan seorang Bapak. Yah, beliau telah berpulang ke haribaan Illahi, tanpa pesan, tanpa firasat, tanpa pamit. Berita itu sangat mengejutkan, menyentak, dan mengoyak jiwa serta perasaan. Saya tidak menyangka akan ditinggal Bapak dalam waktu yang secepat ini. Yang dapat saya lakukan kini hanya berdoa, semoga beliau mendapatkan tempat yang baik di sisi-Nya. Tadinya berat sekali menulis tentang perasaan ini, namun akhirnya saya mampu menuangkannya ke dalam untaian kata meskipun bukan di sini, melainkan di rumah sebelah.

Ketika berbicara mengenai sosok seorang Bapak, banyak yang ingin diungkapkan namun seringkali tercekat di kerongkongan. Bapak saya bukanlah orang yang senang menasehati, namun dari beliau saya tahu akan nilai-nilai kehidupan. Dengan memperhatikan keseharian beliau, saya belajar kejujuran karena beliau adalah orang yang tidak neko-neko. Hidupnya lurus-lurus dan polos-polos saja, tidak pernah terlibat intrik dan muslihat. Bersama beliau saya belajar yang namanya kesederhanaan dan kesahajaan, tidak pernah hidup yang bermewah-mewah, karena beliau yakin harta benda dan sebagainya tidak akan dibawa mati. 😥

Saat kami duduk bersama, kami malah membicarakan hal-hal yang tidak penting, dan bercanda. Tidak pernah beliau menggurui dan menceramahiku. Tapi terkadang dalam diamnya, aku mengerti ada nilai yang  beliau ajarkan kepadaku. Jika saja aku tahu bahwa malam itu adalah malam terakhir aku bertemu dan berbincang dengan mu, maka akan kuhabiskan malam itu bersamamu. Meskipun saat itu mati lampu dan kita menikmati nasi goreng bersama. Kan kubuka lebar mataku agar dapat menatap wajahmu meski dalam gelap. Dan jika saja aku tahu malam itu adalah saat terakhir kali aku memeluk dirimu, akan kupeluk erat seolah takkan kulepaskan lagi.

Buat para sahabat yang mungkin senasib, ini saya punya lagu lama salah satu koleksi dari Bapak juga sih… 😦 Dibawakan dan dipopulerkan oleh grup band legendaris Koes Plus, berjudul “Ayah”.

Berikut ini adalah liriknya:

Continue reading

Tips Untuk Rumah Mungil

Rumah Mungil

Memiliki rumah yang nyaman adalah dambaan setiap orang. Rumah seharusnya menjadi tempat dimana kita bisa merasa nyaman, tenang, damai, dan mampu melepaskan kita dari kepenatan setelah seharian bekerja. Makna nyaman sendiri pasti berbeda-beda bagi setiap orang. Namun secara umum, rumah yang lapang dan luas selalu menjadi harapan semua orang. Karena dengan kondisi yang luas dan lapang kita akan merasa lebih lega dan longgar dalam bernafas serta lebih tenang dan tidak sumpek dalam pikiran kita. 😎

Sayangnya harga rumah dari tahun ke tahun semakin melonjak dan semakin tidak terjangkau oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Rumah saat ini sudah bergeser posisinya dari yang semula kebutuhan pokok menjadi kebutuhan sekunder, bahkan termasuk barang mewah karena tidak semua orang dapat memilikinya dengan mudah. Kenyataan inilah yang akhirnya mengubur angan-angan kita (yang bergaji pas-pasan) untuk memiliki rumah besar dengan halaman luas. Rumah besar dengan halaman luas akhirnya hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang berkantong tebal saja. Sedangkan bagi golongan menengah ke bawah akhirnya harus puas dengan ‘hanya’ memiliki rumah type kecil (type 45 ke bawah) 😦 . Yah, itupun harus disyukuri karena toh akhirnya kita bisa punya rumah sendiri meskipun kecil dan ketimbang kita mengontrak. 😆

Bagi sahabat yang memiliki nasib sama seperti saya (rumah dengan type kecil) tidak perlu berkecil hati. 😕 Karena sebenarnya rumah mungil pun dapat menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali dan dapat disulap menjadi rumah yang (kelihatannya) luas. :mrgreen: Nah, bagaimana caranya agar rumah mungil kita bisa kelihatan luas? Berikut saya bagikan tipsnya…

Continue reading