Bangsa Yang (Katanya) Berbudaya

Bangsaku, Indonesia, katanya adalah bangsa yang kaya akan budaya. Hal ini bisa dilihat dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni, adat dan istiadat mengisi kekayaan khazanah budaya bangsa Indonesia. Bahkan di dalam satu propinsi pun mungkin terdapat beberapa kebudayaan yang berbeda, sungguh luar biasa.

Akan tetapi, apakah kekayaan budaya ini akan mencerminkan bangsaku sebagai bangsa yang berbudaya? Jawabku: Belum tentu!!!

Kita boleh berbangga dengan kekayaan budaya yang kita miliki, tetapi yang paling menentukan adalah bagaimana perilaku kita sehari-hari. Sesungguhnya, itulah budaya kita yang sebenarnya, mengapa? Karena apa yang dikatakan orang dengan kekayaan budaya itu sesungguhnya milik nenek moyang kita, hasil dari cipta rasa dan karsa mereka di masa lampau yang masih terekam keberadaannya oleh kita hingga saat ini.

Lalu, pertanyaannya adalah bagaimana dengan budaya kita, yang hidup di masa kini? Untuk menjawab ini, akan dijelaskan sebagai berikut. Untuk melakukan sesuatu kita biasanya berpikir terlebih dahulu (kecuali pada orang-orang tertentu) atau untuk selanjutnya bisa kita sebut mind set. Mind set ini adalah kecenderungan cara berpikir seseorang terhadap sesuatu atau ketika akan melakukan sesuatu. Setelah itu kita akan melakukan tindakan. Nah, tindakan yang berulang-ulang ini akan menjadi kebiasaan. Akhirnya, kebiasaan yang sama yang dilakukan oleh banyak orang dapat disebut budaya.
Continue reading

Sekilas tentang RUU Rahasia Negara

Sebentar lagi DPR akan mengesahkan RUU Rahasia Negara, meskipun masih terjadi polemik di masyarakat mengenai Undang-undang ini. Masih banyak pihak-pihak yang menganggap bahwa Undang-undang ini nantinya akan mengekang kebebasan pers serta bertentangan dengan penegakan Hak Asasi Manusia. Maka di sini saya akan mencoba berbagi sebenarnya seperti apa sih Undang-undang Rahasia Negara itu, kok rasanya seperti momok yang menakutkan.

Beberapa pihak bahkan men-cap bahwa dengan disahkannya Undang-undang ini akan menjadi sebuah rezim baru, sperti layaknya Orde Baru dulu. Menurut saya, hal tersebut merupakan kekhawatiran yang berlebihan, alias mereka sesungguhnya belum mengetahui substansi dari Undang-undang Rahasia Negara ini.

Undang-undang Rahasia Negara ini sebenarnya mengatur hal-hal yang bersifat rahasia yang berkaitan dengan masalah kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, serta keutuhan wilayah NKRI. Adapun hal-hal yang dapat menjadi rahasia misalnya: mesin-mesin sandi yang dipakai untuk mengirim berita, jaringan VPN yang dipakai dalam komunikasi, serta berita-berita yang sensitif, yang apabila sampai diketahui oleh pihak-pihak yang tidak berhak (red. pihak lawan) akan dapat membahayakan kedaulatan dan keselamatan negara.

Era keterbukaan memang telah mengelana dan melanglang buana jauh sekali sejak tahun 1998 hingga saat ini. Hingga ditetapkan pula Peraturan mengenai Keterbukaan Informasi Publik yang akhirnya melandasi terciptanya era keterbukaan pers. Akan tetapi, keterbukaan ini juga perlu sebuah filter, yang tidak lain adalah UU Rahasia Negara ini. Apabila segala hal harus dibeberkan dan diberitahukan kepada publik, maka ini akan menjadi bumerang bagi kita, terutama sebagai bangsa. Sekarang, apakah Anda rela jika rahasia Anda diketahui orang banyak? Misal nomor PIN ATM Anda? Saya tidak yakin jika Anda akan mau melakukannya. Atau password Anda untuk situs-situs tertentu maupun email Anda? Ha..ha.. pasti Anda tidak akan membiarkan orang lain mengetahuinya bukan?
Continue reading

Ketika Tetangga Berulah Lagi

Tetangga kita yang satu ini gak habis-habisnya mengusik ketenangan dan kedamaian dengan Indonesia. Entah itu karena gak sengaja atau emang karena sirik. Selalu mengaku saudara satu rumpun tetapi kelakuannya selalu menikam dari belakang.

Kalau dulu pernah mengklaim lagu Rasa Sayange dari sana, kemudian Tari Reog juga berasal dari sana, serta kerajinan Batik juuuugaaaa diakui milik mereka, kini mereka juga berulah dengan mengklaim Tari Pendet milik mereka, dengan menyertakan foto Tari Pendet dalam salah satu iklan wisata mereka. Dan yang lebih parah lagi, video tersebut diawali dengan gambar tokoh Bima dalam wayang kulit, apa nggak edan ini? Masa di Malaysia ada wayang kulit? Orang bahasanya aja beda kok mau ngaku ngaku….

Selain masalah kebudayaan, mereka juga sering bermain-main dengan batas wilayah kita. Setelah berhasil mencaplok Simpadan dan Ligitan, kini mereka bernafsu untuk menguasai blok Ambalat. Untung pemerintah dalam hal ini cepat tanggap dengan memperkuat barisan pasukan di sekitar wilayah tersebut. Walaupun dengan segala keterbatasannya, saya salut kepada Angkatan Laut RI yang bersedia membela Kedaulatan Ibu Pertiwi hingga tetes darah penghabisan. NKRI Harga Mati!!!!
Continue reading